HADITS TENTANG INTERAKSI SOSIAL Oleh: EROS ROSNIDA
HADITS
TENTANG INTERAKSI SOSIAL
Oleh:
EROS ROSNIDA
A.
Pendahuluan
B.
Hadits-hadits Tentang
Integrasi Sosial
a.
Larangan bercerai-berai
عن أبى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ان
الله تعالى يرضى لكم أن تعبدوه ولا تشركوا به شيئا وأن تعصموا بحبل الله جميعا ولاتفرقوا
ويقره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال.{ رواه مسلم }
1.
Terjemahan:
“Abu Hurairah
r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT. menyukai
tiga macam yaitu, kalau kamu menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
suatu apapun. Dan supaya kamu berpegang teguh dengan ikatan Allah, dan
janganlah bercerai-berai. Dan Dia membenci bila kamu banyak bicara dan banyak
bertanya dan memboroskan harta.” (H. R. Muslim).
2.
Biografi Perawi:
3.
Penjelasan Singkat:
Hadits
di atas mengandung enam hal; tiga yang disukai Allah dan tiga yang dibenci
Allah, yaitu:
1. Allah suka kalau hamba-Nya menyembah kepada-Nya dan idak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun.
2. Allah suka kalau hamba-Nya berpegang teguh dengan ikatan Allah;
3. Allah suka kalau hamba-Nya tidak
bercerai-berai;
4. Allah membenci hamba-Nya yang banyak bicara;
5. Allah membenci hamba-Nya yang banyak bertanya sesuatu yang tidak
berguna;
6. Allah membenci hamba-Nya yang memboroskan harta.
Maksudnya
Allah membenci hamba-Nya yang banyak
bertanya sesuatu yang tidak berguna, karena ada pernyataan yang
mengatakan bahwa semakin banyak bertanya, semakin luas pengetahuan dan ilmu
orang tersebut. Pernyataan tersebut benar apabila yang ditanyakan itu adalah
hal-hal yang berhubungan dengan ilmu atau hal-hal yang berguna. Akan tetapi,
pada kenyataannya, tidak sedikit orang yang banyaak bertanya, namun bukan untuk
menambah pengetahuannya, tetapi sekedar untuk memperolok-olok orang lalin atau
untuk mengetes pengetahuan orang lain atau untuk mengukur sejauh mana
pengetahuan orang yang ditanya itu, karena ia sendiri sudah mengetahui
jawabannya.
b.
Hadits tentang meringankan
penderitaan dan beban orang lain
عن عبدالله ابن عمررضى الله عنهما قال: قال رسول الله ص.م.: المسلم أخوالمسلم
لايظلمه ولايسلمه ومن كان فى حاجة أخيه كان الله فى حاجته ومن فرج عن مسلم كربة فرج
الله عنه كربة من كرب يوم القيامة ومن ستر مسلما ستره الله يوم القيامة. { رواه البخارى
ومسلم وأبوداود والنسائى والترميذى وقال: حسن صحيح }
1.
Terjemahan;
2.
Penjelasan Hadits:
Hadits
di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu memperhatikan sesama muslim dan
memberikan pertolongan jika seseorang mendapat kesulitan.
a. Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin
Melepaskan
kesulitan orang lain sangat luas makanya, bergantung pada kesusahan yang sedang
diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang
miskin, sedangkan ia orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus berusaha
menolongnya dengan carra memberikn pekerjaan atau memberikan bantuan sesuai
kemampuannya; jika saudaranya sakit, ia berusaha menolongnya, antara lain
dengan membantu memanggil dokter atau memberikan bantuan uang alakadarnya guna
meringankan biaya pengobatannya; jika saudaranya dililit utang, ia berusaha
untuk mencarikan jalan keluar, baik dengan
memberikan bantuan agar utangnya cepat dilunasi, maupun sekedar memberikan
arahan-arahan yang akan membantu saudaranya dalam mengatasi utangnya tersebut
dan lain-lain.
Orang
muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman
berarti telah menolong hamba Allah SWT. yang sangat disukai oleh-Nya dan allah
SWT. pun akan memberikan pertolongan-Nya serta menyelamatkannya dari berbagai
kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman-Nya:
ان تنصرواالله ينصركم.... { محمد:
}
Artinya:
“Jika kamu
menolong (agama) Allah, niscaya Allah pun akan menolong kamu semua....” (Q. S. Muhammad: 7).
Begitu
pula orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dan berbagai cobaan dan
bahaya, ia akan endapat pahala yang lebih besar dari Allah SWT. dan Allah SWT.
pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di
dunia maupun kelak di akhirat, pada hari ketika harta benda, anak, maupun
benda-bneda yang selama ini dibanggakan di dunia tidak bermanfaat. Pada waktu
itu hanya pertolongan Allah saja yang akan menyalamatankan manusia.
Berbahagialah bagi mereka yang bersedia untuk melepaskan penderitaan sesama
orang mukmin karena pada hari kiamat
nanti, Allah akan menyelamatkannya.
b. Melonggarkan kesusahan orang lain
Adakalanya
suatu masalah sangat sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselesaikan oleh
yang bersangkutan. Terhadap masalah seperti itu, seorang mukmin ikut melonggarkannya
atau memberikan pandangan langsung dan jalan keluar, meskipun ia sendiri tidak
terlibat secara langsung. Bahkan, denga hanya mendengarkan keluhannya saja
sudah cukup untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya.
Dengan
demikian, melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan
saja dan bergantung kepada kesusahan apa yang sedang dialami oleh saudaranya
seiman tersebut. Jika mampu meringankan kesusahannya dengan memberikan materi, berilah materi
kepadanya. Dengan demikian, kesusahannya dapat berkurang, bahkan dapat
teratasi. Namun jika tidak memiliki materi, berilah saran atauu jalan keluar
agar masalah yang dihadapinya cepat selesai. Bahkan jika tidak mempunyai ide
atau saran, doakanlah agar kesusahannya dapat segera diatasi dengan pertolongan
Allah SWT. termasuk doa paling baik jika mendoakan orang lain dan orang yang
didoakan tidak mengetahuinya. Orang yang berusaha sekuat tenaga untuk
melonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya,
ia akan medapat pertolongan dari Allah SWT., yaitu Allah SWT akan melonggarkan berbagai kesusahannya, baik
di dunia maupun di akhirat.
c. Mentupi aib orang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa
Orang
mukmin pun harus berusaha menutupi aib sudaranya. Iia harus berusaha menjaga
rahasia saudaranya. Apalagi jika ia tahu bahwa orang yang bersangkutan tidak
akan senang kalau aib atau rahasianya diketahui oleh orang alin. Namun
demikian, jika aib tersebut berhubungan dengan kejahatan yang telah
dilakukannya, ia tidak boleh menutupinya. Jika hal itu dilakukan, berarti ia
telah menolong orang lain dalam hal kejahatan sehingga orang tersebut terhindar
dari hukuman. Perbuatan seperti itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam
Islam. Sebagaimana firman-Nya:
...ولا
تعاونواعلى الاءثم والعدوان.... {المائدة:
}
Artinya:
“Janganlah kamu
saling menolong dalam dosa dan permusuhan.” (Q. S.
Al-Maidah: 2)
Dengan
demikian, jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap
mmukmin harus berusaha untuk mencegahnya dan menasehatinya. Jika orang tersebut
sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhlah untuk bertobat karena Allah
SWT., Maha Pengampun dan Maha Penerima tobat. Tindakan itu termasuk pertolongan
juga karena berusaha menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT. Itulah makna
lain dari menuutupi aib kaum muslimin, yakni menutupi agar saudaranya tidak
terjerumus ke dalam kesesatan dan dosa. Orang yang berusaha untuk menutupi aib
saudaranya, maka Allah pun akan menutupinya agar tidak melakukan perbuatan yang
dilarang Allah di dunia, sehingga ia tidak mendapatkan siksa di akhirat.
d. Allah SWT. senaniasa akan melonggarkan hamba-Nya, selagi hambanya
menolong saudaranya
Jika
ditelaah secara seksama, pertolongan
yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya, pada hakikatnya adalah
menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah SWT. pun akan menolongnya, baik
di dunia maupun di akhirat selama hamba-Nya mau menolong saudaranya. Dengan
kata lain, ia telah menyelamatkan dirinya sendiri dari berbagai kesusahan dunia
dan akhirat. Maka orang yang suka menolong orang lain, misalnya, dengan
membiarkan bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh
miskin atau tertimpa kesusahan. Sebaliknya, dia harus berpikir bahwa segala
sesuatu yang ia miliki adalah miliki Allah SWT. Jika Dia bermaksud mengambilnya
maka harta itu habis. Begitu juga jika dia bermaksud menambahnya, maka seketika
akan bertambah banyak.
Mereka
yang suka menolong orang lain dijanjikan akan mendapat penggantinya sesuai
perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Tentu saja dalam memberikan
pertolongan kepada orang lain jangan berlebihan. Yang paling penting dalam
melakukan perbuatan yang dianjurkan syara’, seperti menolong atau melonggarkan
kesuasahan orang lain, adalah tidak mengharapkan pamrih tertentu dari orang
yang ditolong, melainkan ikhlas adalah semata-mata didasari rasa iman dan ingin
mendapatkan rida-Nya. Sebenarnya, inti dari hadits di atas adalah agar umat
Islam memiliki kepedulian dan kepekaan sosial atas saudara-saudaranya seman.
Dalam Islam berlaku egois atau hanya mementingkan diri sendiri tidak
dibenarkan. Beberapa syariat Islam, seperti zakat fitrah, anara lain
dimaksudkan untuk memupuk jiwa kepedulian terhadap sesama mukmin yyang berada
dalam kemiskinan. Sebagaimana dinnyatakan dalam hadits:
فرض رسول الله ص.م. زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغووالرفث وطعمة للمساكين.
{رواه أبوداود}
Artinya:
“Rasulullah SAW
mewajibkan zakat fitrah sebagai pembersih untuk orang yang shaum dari ucapan
dan perbuatan yang tidak baik dan sebagai jamuan bagi orang miskin.” (H. R. Abu Dawud).
Orang
yang memiliki kedudukan atua harta yang melebihi orang lain, hendaknya tidak
menjadikannya sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong orang yang
sangat membutuhkan pertolongannya. Pada hakikatnya, Allah SWT. menjadikan
adanya perbedaan seseorang dengan yang lainnya adalah untuk saling
melengkapinya, saling membantu, dan saling menolong satu sama lain. Sebagaimana
ditegaskan dalam fitrah-Nya:
...نحن
قسمنا بينهم معيشتهم فى الحيوة الدنيا ورفعنا بهضهم فوق بهض درجت ليتخذ بعضهم بعضا
سخريأ.... {الزخرف: }
Artinya:
“... Kami telah
menentukan di antara mareka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. Dan kami
telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian lainnya beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. (Q. S. Az-Zukhruf: 32).
Di
dunia, adanya orang-orang yang senang dengan kekayaannya atau kedudukannya dan
ada pula orang-orang yang sangat susah karena kemiskinannya. Hal ini merupakan
kehendak Allah SWT. untuk keseimbangan kehidupannya di dunia. Dapat dibayangkan
jika semua orang kaya, siapa yang akan menjadi petani atau mengerjakan
pekerjaan kasar yng biasa dilakukan oleh orang-orang kecil. Begitu pun jika
semua orang miskin, kehidupan dunia akan kacau. Dengan demikian, pada
hakikatnya hidup di dunia adalah saling
membantu dan mengisi. Orang kaya tidak akan menjadi kaya jika tidak ada
orang-orang miskin. Semakin kaya seseorang, ia semakin membutuhkan orang-orang
miskin. Rasulullah SAW bersabda:
هل تنصرون وترزقون الابضعفائكم. {رواه البخارى}
Artinya:
“Kalian ditolong
dan diberi rezeki hanyalah oleh kaum lemah di antara kalian.” (H. R. Bukhari).
Ketentraman
pun hanya akan dapat diciptakan jika masing-masing golongan saling
memperhatikan dan menolong satu sama lain sehingga kesejahteraan tidak hanya
berada pada satu golongan saja. Perintah agar kaum muslimn peka dan peduli
terhadap orang lain juga dicerminkan melalui syari’at penyembelihan hewan
kurban. Hal itu tergambar dari doa yang telah dibaca setelah hewan disembelih,
yang berbada dengan bacaan penyembelihan biasa. Ketika itu sebagaimana
diriwayatkan oleh Muslim dari Siti Aisyah, disunnatkan membaca:
بسم الله اللهم تقبل من محمد وال محمد ومن أمة محمد.
Artinya:
“Dengan menyebut
nama Allah, ya Allah terimalah (kurban ini) dari Muhammad, keluarga Muhammad,
dan umat Nabi Muhammad SAW.
Hal
itu antara lain menunjukkan bahwa daging hewan kurban berasal dari umat
Muhammad dan diperuntukkan untuk pengikut agama Muhammad SAW., tanpa mengenal
golongan, ras, suku bangsa,partai, dan lain-lain, bahkan kepada orang yang sudah
kaya. Semuanya berhak menikmati dan merasakan kesejahteraan. Rasa sejahteralah
yang merupakan benteng utama untuk menghindari perpecahan dan berbagai penyakit
sosial yang ada di masyarakat. Dalam hal ini, kepekaan para pemimpin, para
wakil rakyat, dan semua umat Islam yang ampu sangat dibutuhkan untuk
mensejahterakan kaum yang lemah. Memperbaiki kesejahteraan merupakan salah satu
di antara tiga cara dalam memperbaiki keadaan masyarakat, sebagaimana
diungkapkan oleh Abu Hasan dalam “Kitab Adab Ad-Dunya wa Ad-Din,” yakni:
menjadikan manusia taat; menyatukan rasa dalam hal kesenangan dan penderitaan;
dan menjaga dari hal-hal yang akan mengganggu stabilitas kehidupan.
Semua
itu tercapai jika semua komponen lainnya, tidak egois dalam mementingkan
keakuan semata yang sangat ditentang Islam. Kiranya dapat dipahami, mengapa ......
c.
Hadits tentang realisasi
iman dalam kehidupan sosial
ان المؤمن للمؤمن كالبنيان يشدبعضهم بعضا. {رواه البخارى ومسلم}
Artinya:
“Sesungguhnya
anntara seseorang mukmin dengan mungkin lainnya bagaikan bangunan yang saling
melengkapi (memperkokoh) satu sama lainnya.” (H. R.
Bukhari dan Muslim).
لن تنالواالبرحتى تنفقوامماتحبون وماتنفقوا من شيء فاءن الله به عليم.
{ال عمران: }
عن عبدالله ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
ليلينى منكم أولو الآحلام والنهى ثم يلونهم ثلاثا واياكم وهيشات اللآسواق. {رواه مسلم}
عن أبى هريرة ر.ع. قال:قال رسول الله ص. م.: من نفس عن مسلم كربة من كرب
الدنيا نفس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة
ومن يسر على معسر يسرالله عليه فى الدنيا والآخرة والله فى عون العبد ماكان العبدفى
عون أخيه. {أخرجه مسلم}
ان تنصرواالله ينصركم....{محمد:
}
...ولاتعاولواعلى الاثم والعدوان....{المائدة: }
C.
Kesimpulan
Sebenarnya, inti
dari hadits di atas adalah agar umat Islam memiliki kepedulian dan kepekaan
sosial atas saudara-saudaranya seman. Dalam Islam berlaku egois atau hanya
mementingkan diri sendiri tidak dibenarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamdulillah ! Semoga web ini bermanfaat bagi kita semua, terimakasih bu , ijin copy.
BalasHapus